Pakar: Cuaca panas berpotensi hambat pemberian layanan kesehatan

Cuaca panas yang terjadi belakangan ini di Indonesia dapat berpotensi menghambat pemberian layanan kesehatan yang optimal. Pakar kesehatan menyebutkan bahwa suhu yang tinggi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan bagi masyarakat, terutama bagi para pasien yang sedang mendapatkan perawatan medis.

Menurut dr. Fitri, seorang dokter spesialis di sebuah rumah sakit di Jakarta, cuaca panas dapat menyebabkan dehidrasi, kelelahan, dan gangguan kesehatan lainnya. Hal ini dapat membuat kondisi pasien menjadi lebih buruk dan memerlukan perawatan tambahan yang lebih intensif.

Selain itu, cuaca panas juga dapat mempengaruhi kinerja para tenaga medis yang harus bekerja di bawah tekanan dan suhu yang tinggi. Mereka juga rentan mengalami kelelahan dan dehidrasi, yang dapat mengganggu pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien.

Untuk mengatasi masalah ini, dr. Fitri menyarankan agar masyarakat tetap menjaga kesehatan dengan mengonsumsi air putih yang cukup, menghindari terpapar sinar matahari secara langsung, dan memakai pakaian yang nyaman dan menyerap keringat. Selain itu, rumah sakit juga perlu mempersiapkan diri dengan menyediakan fasilitas pendingin udara dan minuman yang segar bagi pasien dan tenaga medis.

Dalam situasi cuaca panas seperti ini, kerjasama antara masyarakat, tenaga medis, dan pihak rumah sakit sangat diperlukan untuk menjaga kualitas pelayanan kesehatan. Dengan upaya bersama, diharapkan pemberian layanan kesehatan tetap dapat berjalan lancar meskipun cuaca sedang panas.