Psikosis adalah kondisi mental yang menyebabkan seseorang kehilangan kontak dengan realitas. Gejala psikosis meliputi halusinasi, delusi, gangguan pikiran, dan perilaku yang tidak biasa. Penyebab pasti psikosis belum diketahui secara pasti, namun beberapa faktor risiko telah diidentifikasi, termasuk dosis tinggi obat ADHD.
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah gangguan neurobehavioral yang umum terjadi pada anak-anak dan remaja. Obat-obatan stimulan seperti metilfenidat sering digunakan untuk mengobati ADHD karena dapat meningkatkan fokus, konsentrasi, dan kontrol impulsif pada penderita.
Namun, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa dosis tinggi obat ADHD dapat meningkatkan risiko psikosis pada penderita. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Lancet Psychiatry menemukan bahwa anak-anak dan remaja yang mengkonsumsi dosis tinggi metilfenidat memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami psikosis dibandingkan dengan mereka yang menggunakan dosis rendah.
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa penggunaan obat stimulan seperti metilfenidat dapat menyebabkan gangguan psikotik pada beberapa individu, terutama jika digunakan dalam dosis tinggi atau jika ada riwayat keluarga gangguan psikotik.
Oleh karena itu, penting bagi dokter dan orangtua untuk memantau dengan cermat efek samping obat ADHD pada penderita. Jika ada tanda-tanda psikosis seperti halusinasi, delusi, atau perilaku yang tidak biasa, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Selain itu, penting juga untuk mempertimbangkan alternatif pengobatan untuk ADHD, seperti terapi perilaku atau terapi bicara, yang mungkin memiliki risiko efek samping yang lebih rendah daripada obat-obatan stimulan.
Dengan demikian, dosis tinggi obat ADHD dapat meningkatkan risiko psikosis pada penderita. Penting bagi dokter dan orangtua untuk memantau dengan cermat efek samping obat ADHD dan segera berkonsultasi dengan dokter jika ada tanda-tanda psikosis. Selain itu, pertimbangkan juga alternatif pengobatan untuk ADHD yang mungkin memiliki risiko efek samping yang lebih rendah.